Pengasuhan positive dan Disiplin sensitif bagi anak: Video Feedback for Positive Parenting and Sensitive Discipline (VIPP-SD)
Oleh: Margaretha
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Dalam seminggu terakhir saya menikmati waktu belajar mengenai pendekatan intervensi pada relasi antara orang-tua dan anak, Video Feedback for Positive Parenting and Sensitive Discipline (VIPP-SD) di Leiden University, Belanda. Saya mengikuti pelatihan untuk menjadi pelaksana intervensi (intervener) VIPP-SD ini karena saya telah jatuh cinta dengan teori Kelekatan (attachment).
VIPP-SD adalah intervensi yang menggunakan pendekatan teori kelekatan. Teori kelekatan menjelaskan bahwa dasar dari perkembangan pribadi dan interaksi sosial manusia dibangun dari pengalaman awal hidup manusia dengan pengasuhnya (caregiver – yang sering adalah orang tua atau Ibu). Berbagai penelitian telah menemukan bahwa kelekatan aman pada masa kanak dapat memprediksi perkembangan dan kompetensi sosial individu di masa dewasa. Dimana individu yang memiliki hubungan yang aman dan nyaman dengan pengasuhnya pada masa kanak ditemukan memiliki harga diri yang positif, mampu mempercayai orang lain, kemampuan sosial yang cukup berkembang, mampu menjalin persahabatan, serta mendapatkan dukungan sosial yang memadai pada masa dewasanya (Juffer, van Ijzendoorn, & Bakermans-Kranenburg, 2007). Oleh karena itu, intervensi yang berdasarkan kelekatan akan berusaha untuk membangun relasi kelekatan yang aman. Usaha intervensi dilakukan untuk meningkatkan kelekatan aman atau merubah dari pola kelekatan tidak teroganisir menjadi kelekatan yang aman/terorganisir.
Intervensi kelekatan dikembangkan untuk membantu terbentuknya kelekatan yang aman antara orang tua dan anak. Kajian intervensi kelekatan selama ini menunjukkan bahwa kelekatan aman dapat dibangun oleh orang tua/pengasuh yang memiliki kepekaan. Oleh karena itu, adalah penting mempelajari bagaimana intervensi kelekatan meningkatkan kepekaan orang tua dalam memberikan pengasuhan dan disiplin bagi anaknya. Pengasuhan yang peka dan disiplin yang sensitif diharapkan dapat mendukung perkembangan anak yang lebih optimal. Hal ini akan bermakna sekali bagi saya, yang sering bekerja dengan anak dan orang tua yang sedang mengalami persoalan psikologis sehingga relasi orang tua-anaknya tidak optimal mendukung kesehatan mental.