Oleh : Hikmania Ayu Febrianti
Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Psikologi Forensik di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya
Latar Belakang
Fenomena geng remaja akhir-akhir ini menjadi buah bibir masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak? Geng remaja yang ada, banyak melakukan aksi-aksi yang merugikan dan meresahkan masyarakat. Aksi yang mereka lakukan seperti aksi kebut-kebutan di jalan menggunakan motor, pemalakan, pencurian, dll. Salah satu kasus yang menjadi sorotan adalah adanya aksi Geng Brasmada di Balikpapan yang menewaskan satu orang siswa SMA yang terjadi pada bulan Februari tahun 2013.
Seorang siswa SMA di Balikpapan dikabarkan tewas setelah dikeroyok oleh anggota geng motor yang disingkat Brasmada (Berani Senggol Mandi Darah). Korban yang bernama Alan Darma Saputra tersebut tewas setelah dikeroyok dan mendapatkan tiga buah luka tikaman sajam menembus tubuhnya di bagian punggung, dada serta pinggang. Korban yang awalnya hanya berniat untuk membeli Salome di sebuah warung tersebut dikeroyok oleh geng Brasmada karena tidak bisa memberikan uang sesuai yang diminta oleh geng tersebut (Rideng, 2013). Geng brasmada tersebut juga diketahui telah menyiapkan senjata tajam berupa sajam atau badik serta parang dalam melakukan aksinya (Ono, 2013). Tidak hanya melakukan kekerasan, para remaja anggota geng motor tersebut juga berani membunuh orang lain. Baca lebih lanjut