Narsisistik dan kekerasan dalam relasi intim (1)

Narsisistik dan kekerasan dalam relasi intim (1)

Oleh: Margaretha

Pengajar Matakuliah Psikopatologi di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

800px-Narcissus-Caravaggio_(1594-96)_edited

Trauma kekerasan masa kanak ditemukan pada sebagian besar pelaku kekerasan dalam relasi intim (KDRI) ataupun dalam konteks keluarga. Sebagian dari pelaku kekerasan dalam relasi intim juga ditemukan memiliki gangguan psikologis, baik depresi, penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadian. Pelaku KDRI yang memiliki gangguan kepribadian biasanya akan membuat penderitaan yang cukup mendalam bagi korbannya.

Artikel pendek ini akan menguraikan perilaku pelaku dengan gangguan kepribadian narsisistik terutama dalam konteks KDRI serta apa yang dapat dilakukan untuk menghadapinya. Mengapa? Karena KDRI yang dilakukan oleh pelaku yang memiliki gangguan kepribadian narsisistik akan sangat menyakitkan untuk korbannya, karena korban akan dihabisi harga dirinya dan hal inilah yang membuat mereka kesulitan untuk meninggalkan relasi yang buruk tersebut. Artikel pendek ini bertujuan menjadi panduan singkat bagi masyarakat yang pernah melihat atau mengalami KDRI oleh pelaku yang menunjukkan gangguan kepribadian narsisistik. Baca lebih lanjut

Trauma Masa Kanak dan Masalah Kesehatan Manusia

Trauma Masa Kanak dan Masalah Kesehatan Manusia
Oleh: Margaretha

Dosen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

117trauma

Berbagai kasus persoalan perilaku dan gangguan psikologis berkembang marak di masyarakat. Dari persoalan kekerasan dalam rumah tangga dan penelantaran, baik pada anak dan orang dewasa; baik menjadi korban secara langsung maupun korban yang menyaksikan kekerasan di keluarga dan di masyarakat sehari-hari. Selain itu berbagai persoalan anak dan remaja juga berkembang sangat cepat di masyarakat, seperti: penyalahgunaan zat dan non-zat, kenakalan remaja dan kriminalitas, seks beresiko, bullying dan tawuran.

Jika menilik pada kesehatan manusia Indonesia secara umum, juga tampak bertambahnya berbagai persoalan psikis dan fisik. Pada 2010, Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000 jiwa. Begitu juga persoalan kesehatan fisik yang dari waktu ke waktu menunjukkan peningkatan beberapa gangguan kesehatan, seperti: gizi buruk dan obesitas, penyakit paru, kanker, hipertensi dan gangguan kardiovaskuler, Human Immuno-deficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndromes (AIDS).

Apakah ada hubungan antara berbagai problem kesehatan tersebut? Berbagai penelitian telah menemukan bahwa pengalaman traumatis selama kehidupan awal mempengaruhi kondisi kesehatan manusia (Center for Desease Control and Prevention; CDC, 2014). Bahkan penelitian menemukan bahwa semakin banyak trauma masa kanak yang pernah dialami seseorang pada masa kanak maka semakin besar resiko kesehatan baik fisik dan psikis yang dapat terjadi di masa berikutnya (CDC, 2014).

Ada apa dengan kesehatan manusia saat ini? Apakah ada hubungan antara berbagai problem kesehatan dengan trauma masa kanak? Lalu apakah yang dapat dilakukan? Tulisan ini akan mencoba menguraikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menggunakan perspektif trauma dan kesehatan.

Baca lebih lanjut

Setelah Kekerasan

Setelah Kekerasan

Oleh: Margaretha

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya

Seorang http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://relationshipsadvice.cc/wp-content/uploads/2011/01/domestic-violence.jpg&imgrefurl=http://relationshipsadvice.cc/domestic-violence/&usg=__zradjPlbr5_Hqi2C_0ds8LRClMk=&h=270&w=360&sz=17&hl=nl&start=19&zoom=1&tbnid=RLl49Mu5BWzzmM:&tbnh=91&tbnw=121&ei=-FxCUNaXIcforQft-4DoCg&itbs=1laki-laki membujuk berkata: “Saya minta maaf, saya tidak akan memukul, meludahi atau menghinamu lagi, tidak akan terjadi lagi”. Si perempuan melihat sambil menangis, memegangi tubuhnya yang masih kesakitan. Perasaannya masih sakit, di dalam pikirannya terbersit harapan semua akan membaik tapi juga muncul perasaan takut jika suatu saat peristiwa kekerasan ini akan terjadi lagi.

Apakah anda pernah mendengar atau mengetahui hal seperti di atas? Jika ya, mungkin anda perlu membaca tulisan ini. Tulisan ini berusaha menggambarkan pengalaman pasca kekerasan yang dialami seorang perempuan dalam lingkup keluarga.

Baca lebih lanjut