Margaretha
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya
Mulut kelu sulit bersuara dan dibungkam. Begitulah kira-kira kondisi yang kita bayangkan mengenai orang-orang yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Baik anak maupun dewasa, mereka biasanya tampak berada dalam posisi lemah, tertindas dan kesulitan untuk bersuara dan mencari bantuan.
Namun, kita juga dapat melihat ada orang-orang yang telah melampaui kekerasan dan penelantaran, yang tidak lagi bungkam namun bergerak mencari bantuan. Bahkan dengan lantang berteriak meminta bantuan orang-orang di sekitarnya serta bergerak berusaha memperbaiki hidup ke depan. Mereka tampak tidak seperti korban; mereka tampak berdaya seperti orang-orang yang selamat. Siapakah mereka? Apakah yang membedakan antara korban yang tampak lemah dan korban yang tidak seperti tipikal korban? Dan apa relevansi penggunaan istilah korban dan orang yang selamat dalam penanganan KDRT? Tulisan ini akan menguraikan makna di balik istilah korban (victim) dan orang yang selamat (survivor). Baca lebih lanjut