Dinamika Psikologi Korban dan Saksi dalam Memberikan Kesaksian: Peradilan atas Trauma atau Trauma karena Peradilan?

Tulisan ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban tahun 2012.

Weeping Woman 1937 Pablo Picasso 1881-1973 Accepted by HM Government in lieu of tax with additional payment (Grant-in-Aid) made with assistance from the National Heritage Memorial Fund, the Art Fund and the Friends of the Tate Gallery 1987 http://www.tate.org.uk/art/work/T05010

Apakah memberikan kesaksian atas tindakan kejahatan yang dialaminya di peradilan memberikan efek kelegaan pada korban, terutama ketika melihat pelaku kejahatan diadili atas perbuatannya? Apakah bersaksi di peradilan membuat korban menjadi tidak lagi menyimpan dendam atau menurunkan kemungkinan membalas dendam? Atau, apakah pengalaman memberikan kesaksian di peradilan justru memperdalam luka emosional dan psikologis korban karena seperti mengulang kembali penderitaan yang pernah dialaminya? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah fokus dari logika pemberian keterangan dalam peradilan.

Baca lebih lanjut

MENGAJARKAN KEBAIKAN UNTUK MENCEGAH SIKLUS KEKERASAN

Margaretha
Pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

The science of kindness.

Sering Guru dan orang tua bertanya, bagaimana mengajari anaknya untuk tidak berkelahi atau bagaimana membuat anaknya peduli pada orang lain dan menunjukkan kebaikan pada orang lain? Ini adalah pertanyaan kita semua. Di tengah-tengah kekerasan yang diteriakkan, ditampilkan, dilihat sehari-hari di Indonesia, bagaimanakah kita bisa mengajarkan kebaikan pada anak-anak kita?

Kekerasan adalah bentuk pelanggaran dan bukanlah penyesuaian psikologis yang sehat. Ketika kekerasan terjadi, baik pelaku dan korbannya sebenarnya mengalami persoalan psikologis, dan mereka beresiko terikat dalam siklus kekerasan.

Siklus kekerasan dapat terjadi di keluarga dan di masyarakat. Penting untuk mengidentifikasi kekerasan dan segera melakukan intervensi agar tidak terjadi atau tidak terulang lagi. Tulisan ini akan menguraikan bagaimana mengajarkan kebaikan adalah hal yang perlu dipilih secara sadar pada saat ini agar anak-anak kita tidak terikat dalam siklus kekerasan.

Baca lebih lanjut

Otopsi Psikologis: Upaya Psikologi Forensik untuk Menyelidiki Faktor Penyebab Bunuh Diri

Psikologi forensik dapat membantu untuk menyelidiki penyebab kematian yang diduga bunuh diri, yaitu dengan melakukan Otopsi Psikologis (psychological autopsy).

Apa otopsi psikologis?
Otopsi psikologis adalah metode ilmiah yang dilakukan untuk memahami penyebab kematian yang diduga “bunuh diri”. Otopsi psikologis dilakukan oleh ahli perilaku/psikologi/psikiatri forensik dengan mengumpulkan data riwayat (retrospective information) tentang korban yang diduga meninggal bunuh diri.

Baca lebih lanjut

Mengapa kita harus membantu anak korban KDRT sekarang?

Margaretha

Pengajar Psikologi Forensik di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya

Membantu anak korban kekerasan saat ini artinya menyelamatkan beberapa atau banyak orang di masa depan. Dengan menghentikan kekerasan dan membantunya pulih secara psikologis, kita bukan hanya menolong satu orang, tapi mungkin juga dapat menolong lebih banyak jiwa kelak.

Baca lebih lanjut