Kekerasan verbal (1): Kekerasan Verbal dalam Relasi Intim

Kekerasan Verbal

Oleh: Margaretha

verbal-abuse

Penggalan dialog di bawah menunjukkan kekerasan verbal yang dialami seorang korban dan dilakukan pelaku. Dengan model pembicaraan seperti ini, kemungkinan besar ini adalah pola berulang. Artinya kekerasan verbal bukan terjadi sekali, namun berkali-kali, sehingga kekerasan menjadi pola dalam relasi intim.

A: Papa, apakah kita bisa bicara via Skype? (pertanyaan)

B: Kamu jadi istri bisanya menuntut saja. Ga tahu apa koneksi internet di sini ga bagus? (marah, memblok pembicaraan, tidak menjawab pertanyaan)

A: Maksud Mama tanya kok. Kalau papa tidak bisa Skype ya ga apa. (menjelaskan, tidak mendapat jawaban)

B: Istri kok goblok banget sih. Dasar ga istri kompeten (marah, kekerasan, melabel)

A: Tolong jangan kasar dulu, Pa. (negosiasi, mengalihkan luka)

B: Memangnya kamu mau saya jadi banci? (menuduh)

A: Bukan itu maksud Mama… (menjelaskan, mulai putus asa)

B: Seperti bekas pacarmu itu? Banci. Tidak sudi saya jadi banci. Diinjak-injak sama perempuan macam kamu. (marah, menuduh, kekerasan, memblok pembicaraan)

A: Maksud Papa apa bicara begitu? Kamu kasar (membela diri, menyampaikan emosi)

B: Perempuan macam apa kamu bicara begitu pada suami. Sudah syukur dulu kamu saya nikahi. Kalau tidak, kamu ga laku tau. (marah, memblok komunikasi, menyerang, melabel)

A: (menangis)… (menarik diri, merasa kalah)

B: Kenapa menangis? Kamu terlalu sensitif. Lihat, kamulah yang selalu memancing emosi dan buat saya marah. Itu salahmu sendiri. Dasar provokator, istri tidak berguna (marah, kekerasan, pengalihan tanggung-jawab)

Baca lebih lanjut