Narsisistik dan kekerasan dalam relasi intim (1)

Narsisistik dan kekerasan dalam relasi intim (1)

Oleh: Margaretha

Pengajar Matakuliah Psikopatologi di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

800px-Narcissus-Caravaggio_(1594-96)_edited

Trauma kekerasan masa kanak ditemukan pada sebagian besar pelaku kekerasan dalam relasi intim (KDRI) ataupun dalam konteks keluarga. Sebagian dari pelaku kekerasan dalam relasi intim juga ditemukan memiliki gangguan psikologis, baik depresi, penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadian. Pelaku KDRI yang memiliki gangguan kepribadian biasanya akan membuat penderitaan yang cukup mendalam bagi korbannya.

Artikel pendek ini akan menguraikan perilaku pelaku dengan gangguan kepribadian narsisistik terutama dalam konteks KDRI serta apa yang dapat dilakukan untuk menghadapinya. Mengapa? Karena KDRI yang dilakukan oleh pelaku yang memiliki gangguan kepribadian narsisistik akan sangat menyakitkan untuk korbannya, karena korban akan dihabisi harga dirinya dan hal inilah yang membuat mereka kesulitan untuk meninggalkan relasi yang buruk tersebut. Artikel pendek ini bertujuan menjadi panduan singkat bagi masyarakat yang pernah melihat atau mengalami KDRI oleh pelaku yang menunjukkan gangguan kepribadian narsisistik. Baca lebih lanjut

Kekerasan Seksual Anak oleh Anak

Kekerasan Seksual Anak oleh Anak

Oleh: Margaretha

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

child

Anak A, laki-laki berusia 6 tahun, sedang diselidiki oleh pihak sekolah. Beberapa minggu lalu, ia dilaporkan oleh teman sebanyanya karena telah melakukan kekerasan seksual pada beberapa teman sekelasnya. Orang tua anak yang disangkakan korban sangat marah, tidak terima kondisi anaknya dan menuntut sekolah untuk memberikan hukuman tegas pada tersangka pelaku anak. Sedangkan orang tua yang lain, mendengarkan cerita ini dengan kengerian, mengapa anak sekecil ini bisa melakukan hal seperti itu?

 

Baca lebih lanjut

Tipologi Pelaku KDRT

Tipologi Pelaku KDRT

Oleh: Margaretha

Dosen Pengajar Psikologi Forensik, Universitas Airlangga

surreal-man-with-hands-covering-faceAh masa iya, dia itu pelaku KDRT?” kata seseorang ketika mendengar berita dari temannya. “Kan, dia laki-laki yang pintar dan banyak membuat tulisan serta buku, sering tampil di seminar-seminar. Masa bisa berbicara filosofis begitu tapi kelakuannya sama sekali bertolak-belakang?”. Tambahnya lagi, “Ternyata, pelaku KDRT bukan tampak seperti penjahat saja ya, yang tampil dan bicara meyakinkan juga ternyata bisa sungguh keji memperlakukan perempuan”.

Baca lebih lanjut

Keadilan Restoratif (Restorative Justice) dalam Penanganan Kekerasan dalam Rumah Tangga

Keadilan Restoratif (Restorative Justice) dalam Penanganan Kekerasan dalam Rumah Tangga

 

Oleh: Margaretha

Dosen Psikologi Forensik, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya

RJ that promotes healingL akhirnya tidak tahan lagi menyimpan rahasia KDRT di keluarganya selama ini. Dari penindasan dan kekerasan ini, bahkan L pun tidak lagi menyukai dirinya sendiri. L paham ia harus bergerak keluar dari kekerasan agar tidak sakit dan terus terpuruk. Ia mencari bantuan, agar semua kekerasan ini berhenti. L pergi ke sebuah Lembaga Perempuan, lalu ia ditanya: “Apa yang Ibu harapkan dari situasi ini?” L diam cukup lama dan berpikir, apa yang akan dijawabnya.

Peristiwa ini memunculkan pertanyaan bagi orang-orang yang bekerja dengan kasus KDRT. Apakah yang ada dalam benak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ketika mencari bantuan? Apakah harapannya untuk mencari keadilan dan memberikan hukuman bagi pelaku kekerasan? Ataukah harapannya mendapat bantuan agar pelaku berhenti melakukan kekerasan? Karena sering, korban seperti tidak tahu apa tujuannya. Korban seperti kewalahan dengan emosinya dan menjadi kurang mampu menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam penanganan KDRT. Akibatnya, usaha penanganan bisa jalan di tempat atau malah mundur tidak terselesaikan. Korban sering tampak tidak kooperatif atau tidak berani melanjutkan penanganan KDRT, mungkin juga karena juga tidak tahu apa yang ingin dicapainya, keadilan atau pemulihan psikis. Lalu, apakah yang bisa dilakukan untuk membantu penanganan KDRT?

Tulisan ini akan fokus menjelaskan pendekatan keadilan restoratif sebagai alternatif dalam memberikan rasa keadilan dan pemulihan psikologis pada korban selamat setelah KDRT. Baca lebih lanjut