Oleh: Ratna Wulaningsih
Mahasiswa peserta Mata Kuliah Psikologi Forensik
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Akhir-akhir ini banyak kasus anak dan remaja melakukan tindak pidana seperti mencuri, melakukan pelecehan seksual, membunuh, hingga kasus narkoba. Anak-anak ini pada akhirnya harus menjalani proses hukum dan dapat dikenakan sanksi pemidanaan berupa pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Anak, pembinaan di luar LAPAS, atau dikembalikan kepada orangtua. Anak yang dipidana berdasarkan keputusan pengadilan akan menjalani pembinaan di LAPAS dan akan kehilangan kemerdekaannya. Anak yang dipidana disebut dengan anak pidana. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) menunjukkan jumlah Anak Pidana meningkat tiap tahunnya, per Januari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 jumlah Anak Pidana laki-laki dan wanita sebagai berikut: 162 laki-laki dan 4 wanita (2012), 157 laki-laki dan 8 wanita (2013), 202 laki-laki dan 9 wanita. Lebih dari 50 persen Anak Pidana tersebut tersandung kasus narkoba.
LAPAS Anak di Indonesia masih sangat terbatas, sehingga di beberapa daerah di Indonesia, masih ada anak pidana yang ditempatkan dalam LAPAS Dewasa. LAPAS Anak yang sudah memiliki sarana dan prasarana cukup memadai salah satunya adalah LAPAS Anak Tangerang. Namun dari beberapa literatur, penulis menemukan bahwa masih ada yang perlu diperbaiki dalam pemidanaan anak di LAPAS Anak Tangerang. Baca lebih lanjut